Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (Tugas 4)
ILMU
PENGERTAHUAN DAN TEKNOLOGI
Jalur utama teknologi dalam penerapanya bertujuan
untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dan kepercayaanya sudah mendalam. Sudah sewajarnya demikia,,
asalkan tetap dalam konteks penglihatan yang rasional. Sebab tekonologi mempunyai dampak social tersendirin
yang terkadang lebih penting dibandingkan dengan kehebatan teknologi itu
sendiri. Dan teknologi dapat mempermudah kelangsungan hidup manusia di dunia
ini.
Ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari sebuah
sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional
seperti kemiskinan. Karena kedua
hal tersebut saling berkaitan erat satu sama lain sehingga tidak dapat
dipisahkan. Saat ini sudah dikontantasi, bahwa
negara-negara teknologi maju telah memasuki tahap superindustrialisme, melalui
teknologi tiga tahap yaitu ide kreatif, penerapan praktisnya dan difusi (penyebarluasan) dalam masyarakat. Namun teknologi juga dapat mengakibatkan hal buruk
dalam masyarakat seperti merusak dan sewenang-wenang dalam kekuasaan.
Oleh karena itu teknologi membutuhkan bimbingan moral atau ajaran-ajaran agama.
ILMU
PENGETAHUAN
Pengetahuan mempunyai arti yang
seragam berdasarkan pendapat dari para ilmuan bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengeathuan secara
teratur,
yang diperoleh dengan pangkal tumpuan sebuah objek tertentu dengan sistematis,
metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian ilmu
pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam
pandangan dan teori para ilmuan seperti menurut
Aristoteles bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan
dapat merangsang budi. Oleh Bacon dan David Home diartikan pengalam indera dan
batin. Menurut Immanuel Kant pengetahuan merupakan peratuan antara budi dan
pengalaman, dan teori Phyroo mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam
pengetahauan.
Banyaknya
teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu
definisi tentangbimlmu pengetahuan akan mengalami kesulitan, sebab membuat
suatu definisi yang ada dikalangan ilmuan sendiri sudah ada keseragaman
pendapat, hanya akan terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa mendapat
kejelasan) dan pleonasme (mubazir) saja. Untuk
membuktikan apakah isi pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori-teori
kebenaran pengetahuan. Bertitik tolak adanya hubungan dalil, dimana pengetahuan
dianggap benar apa bila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil
(proposisi) yang terdahulu. Kedua, pengetahuan itu benar bila ada kesesuaian
dengan kenyataan. Teori ketiga menyatkan, bahwa pengetahuan itu benar apabila
mempunyai konsekuensi praktis dalm diri yang mempunyai pengetahuan itu.
Pembentukan ilmu
akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi
objek material sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan utuh.
Serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang mengarah pada persoalan yang
menjadi pusat perhatian langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu
meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu
suatu kegiatan yang diaahkan kepada fakta yang mendukung apa yang diikirkan
untuk sistemasi. Kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara
berfikir analitis, sintesi, induktif dan deduktif. Yang terakhir adalah
pengujian kesimpulan dengan mehadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari
berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Untuk mencapai
suatu pengetahuan ilmiah dan objektif diperlukan sifat yang bersifat ilmiah.
Bukan membahas tujuan ilmu, tetapi mendukung dalam mencapai tujuan ilmu itu
sendiri, sehingga benar-benar objektif, terlepas dari prasangka pribadi yang
bersifat subjektif. Sikap ilmiah meliputi 4 hal yaitu :
a) Tidak
ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang
objektif.
b) Selektif,
artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung
oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
c) Kepercayaan
yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera
dan budi yand digunakan untuk mecapai ilmu.
d) Merasa
pasti setiap pendapat, teori, maupun aksioma terlebih dahulu telah mencapai
kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Dalam menerapkan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan perlu diperhatiakn hambatan sosialnya.
Bagaimana konteksnya dengan teknologi dan kemungkinan untuk mewujudkan suatu
perpaduan dan pertimbangan moral dan ilmiah. Sebab manusia tidak selalu sadar
akan hal ini, dan manusia paling sederhanapun hanya menerima informasi mengenai
kemungkinan yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ilmu
Sosial Dasar, Penulis Harwantiyoko dan Neltje F Katuuk
Darmansyah,
M, ILMU SOSIAL DASAR (KUMPULAN ESSAI), usaha Nasional, Ssurabaya Indonesia,
1986.
H.
Hartomo, Drs dan Arnicun Azis, Dra, MKDU ISD, Bumi Aksara, Desember, 1990.
Komentar
Posting Komentar